1. Watak vs Kebiasaan
Banyak orang bilang watak itu tidak bisa dirubah atau watak itu bawaan lahir. Saya pribadi kurang setuju dg pendapat tsb. Watak memang tidak mudah kita rubah .Menurut saya watak itu terbentuk oleh kebiasaan kita yang terus menerus berulang. Seperti halnya kita terbiasa makan nasi atau Bule terbiasa makan burger setiap harinya. Maka tidak mudah bagi kita orang Indonesia untuk mengubah pola makan kita yang terbiasa dg nasi kemudian di ganti dg burger setiap harinya. Apapun alasannya jelas tidak mudah
Apakah kebiasaan kita bisa kita rubah?
Jelas bisa , meskipun tidak mudah tapi bisa. hanya saja mungkin kita terbiasa melihat dunia yg tidak sederhana ini menggunakan kaca mata yg tidak simpel (kompleks)
Dalam hal ini saya ingin mengajak pembaca semua menggunakan tehnik "Simpelisasi" dalam hidup.
Saya ingin mengajak pembaca semuanya untuk melihat segala sesuatunya dg pandangan yg paling simpel terlebih dahulu dan bukan kompleksitas dulu
Sebuah contoh istilah "Mendung"
Mendung itu artinya belum hujan dan mungkin akan turun hujan, banyak dari kita bahkan saya juga sering berfikir bahwa mendung itu akan turun hujan bukan menggunakan pikiran bahwa mendung itu berarti belum hujan
Simpelisasi dari mendung = belum hujan
komplesisasi dari mendung = akan hujan
simpelisasi dari mendung membuat kita berani melakukan sesuatu
kompleksisasi dari mendung membuat kita berani menunda sesuatu
sekali lagi apapun alasannya , karena semua bisa dijadikan alasan dan semua bisa jadi memiliki alasan
Cara pandang seperti inilah yang akan membentuk menjadi kebiasaan, dan dari kebiasaan inilah suatu saat nanti menjadi pembentuk watak yang pada akhirnya menjadi Watak
Jadi berhati hatilah terhadap segala sesuatu yang akan menjadi kebiasaan, karena beberapa langkah berikutnya akan menjadi Watak
Maka marilah kita bangun kebisaan kebiasan yg baik supaya pada saatnya nanti mudah mudahan menjadi watak yg baik yg melekat dalam diri kita
2. Pola pikir
Pola pikir yg saya maksud disini adalah kebiasaan cara berpikir kita seperti apa. kita berpikir positif akan menghasilkan positif , berfikir negatif menghasilkan negatif
Tulisan sederhana ini akan lebih saya arahkan pada Implementasi tehnik "Simpelisasi" dalam cara berpikir kita.
Syarat utama tehnik "Simpelisasi" = berprasangka baik kepada Allah dan sesama umatNya ( urutannya jangan terbalik).
Sangat mudah dan semua pembaca pasti bisa , meskipun untuk membiasakan diri memerlukan proses yg tidak mudah
Menggapai impian itu akan semudah yg kita pikirkan dan akan sekomplex yg kita bayangkan
Mohon di telaah dulu kalimat barusan
Kebanyakan dari kita dalam menggapai impian sering terlebih dulu membayangkan kerumitannya sehingga tidak heran jika yg lebih dulu dihadapi adalah kerumitannya yg padahal belum tentu kita bisa menemukan kemudahannya di kemudian hari
Hanya sedikit dari kita yg mampu melihat segala sesuatunya dg kacamata yg lebih sederhana /simpel
Menggapai impian itu akan semudah yg kita pikirkan sepanjang kita konsisten melihat segala sesuatunya dg kacamata yg lebih sederhana/simpel
Kalau kita punya impian , entah itu besar/kecil , jangka panjang atau pendek , mulailah melihat dan berpikir apa yg paling simpel yg bisa kita lakukan SAAT INI untuk menggapai impian pada SAATNYA NANTI?
Mohon direnungkan yg bergaris bawah
beberapa contoh di bawah ini yg sering saya diskusikan dg siapapun
1. Saya pingin kuliah
2. Saya mau buka usaha
Kita bahas yg 1.Saya pingin kuliah
Ingat syarat utama tehnik "Simpelisasi" = berprasangka baik kepada Allah dan sesama umatNya
Apa hal simpel pertama yg bisa kita pikirkan?
Jangan bingung2 tentu saja MINTA kepada Allah, berikutnya meyakini dan kemudian membiasakan diri dg pemikiran2 tsb. apakah itu saja cukup? bagi sebagian orang ya Cukup
Mohon dipahami berprasangka baik kepada Allah ada biasnya yg sering kita lupa
Bias 1 = Allah telah menjanjikan akan mengabulkan setiap doa Umatnya
Bias 2 = Setiap yg kita pikirkan adalah doa yg tidak kita ucapkan secara specific
Sampai sini dulu, kita lanjut yg ke 2 Saya mau buka usaha
Saya menemukan banyak sekali teman2 saya yg sebenarnya tidak pernah kemana2, dan masih berada di lingkaran saya ingin, saya mau saya akan dsb
Suatu kali saya tanyakan ke mereka belum mulai usaha?
Dan jawaban yg saya peroleh hampir semuanya seragam, semua memiliki alasan yg logis
Bagi yg menggunakan alasan tidak punya/ belum cukup modal biasanya terjadi diskusi sbb:
+ Emang butuh modal berapa?
- 100 jt
+ Kalau ada yg modalin kamu 200 JT kamu bisa mulai usaha ?
- ya pasti bisa dong.....
+ kamu mau jual 1 ginjalmu sama temenku 200JT?
- gak lah Gila luh.......
+ ok..kl 1 M tapi plus 1 matamu mau gak?
- ya gak lah
+ 1 Trilyun deh untuk 1 ginjalmu , 2 bola matamu dan satu tanganmu juga 1 kakimu mau gak?
- Ah gila luh , kirain beneran ada yg mau modalin
+bukan gitu, 5 thn yg lalu katanya mau buka usaha , hari ini ternyata belum mulai dg alasan tidak punya modal, bagi saya sungguh aneh, dalam diri kamu nilainya lebih dr 1 Trilyun bahkan lebih , mengapa mengeluhkan tidak punya modal menjadikanmu tidak bisa memulai usaha, menjadikanmu kehilangan makna bahwa di dalam diri kita ada karunia Illahi yg nilainya tidak akan kita tukar dg apapun di dunia ini , menjadikanmu tidak bisa melihat bahwa diri kita lah modal yg sebenarnya
Kita semua berawal dari tiada menjadi ada, kita pingin kuliah karena tidak kuliah, kita pingin usaha karena tidak punya usaha
Ketiadaan itulah seharusnya menjadi modal terbesar kita
Mengapa ketiadaan MODAL menjadikanmu berburuk sangka kepadaNYA, ( tidak yakin bahwa Allah akan memberi 100jt = yakin tidak diberi 100jt = Jangan kasih saya 100jt ya Allah)
Bukankah Allah telah menjanjikan akan mengabulkan setiap doa hambanya?
Jadi jangan biarkan kita 1000x meminta sesuatu kepadaNYA tapi juga seiiring berjalanya waktu kita membatalkan apa yg kita minta ( tidak yakin doanya dikabulkan = minta kepada Allah untuk tidak mengabulkan doa kita)
kebanyakan dari kita sering mengeluhkan sesuatu yg seharusnya tidak perlu kita keluhkan
ingat ya apa yg kita keluhkan = doa yg tidak kita sadari
Jika kita sering menggunakan alasan jangan salahkan siapapun jika apa yg kita inginkan juga memiliki alasan untuk sampai ke kita
Marilah kita berlatih melihat segala sesuatunya dg lebih simpel, sesimpel ini:
Apa yg kita pikirkan = Doa kepadaNYA
Setiap Doa kita pasti dikabulkanNYA
Kita perlu membiasakan diri berprasangka baik kepadaNYA sekaligus membiasakan diri menghilangkan sangkaan buruk kepadaNYA
Allah itu seperti sangkaan hambanya
Kita hanya perlu memulainya dari apa yg bisa kita lakukan SAAT ini supaya bisa mencapai SAAT yg akan datang yg kita inginkan tsb
ok, nanti dilanjut lg....
Salam
thanks bray
ReplyDeleteya sama2, thanks ya dah berkunjung ke sini
Delete